Mencegah dan
Mengendalikan Emisi CO2 (Carbon Capture & Storage / CCS)
Berbagai cara ditempuh untuk
mencegah dan mengendalikan emisi CO2. Mencegah emisi CO2 jelas lebih
murah tetapi lebih sulit. Bagaimana mungkin menghentikan pengeboran migas
(bahan bakar fosil), menghentikan industri baja, semen, LNG serta
menghentikan transportasi. Karena itu sejak tahun 1980-an negara-negara
maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Norwegia berjibaku mencari
jalan mengendalikan emisi CO2 agar tidak dilepas ke atmosfer. Cara untuk
menangani Emisi CO2 adalah dengan cara memanfaatkan teknologi dengan memisahkan
Emisi CO2 dan kemudian menguburnya jauh di bawah tanah.
Jepang merupakan salah satu
negara terbaru yang menerapkan teknologi CCS. Pada tahun 2009 dialokasikan 3,3
miliar yen ( 35 juta dollar AS) untuk proyek tersebut dan pada Maret 2010 mulai
menyimpan CO2 100,000 ton per tahun. Sebuah organisasi penelitian pemanasan
global Jepang, Research Institute of Innovative Technology for the Earth
memperkirakan 150 miliar ton CO2 dapat disimpan bawah tanah di Jepang dan di
sekitar wilayah pesisir dalam laut. Bagaimana penerapan teknologi carbon
capture storage (CCS) di Indonesia? Agaknya masih jauh, karena belum
ada negara berkembang yang mengembangkan risetnya. Apalagi mengaplikasikannya.
Hal tersebut disebabkan biayanya yang mahal dan jauh dari komersial.
Sumber :
http://javahotshot.blogspot.com/2012/01/5-teknologi-ramah-lingkungan-untuk-masa.html#sthash.yHZU6pOV.dpuf




